Labels

Entri Populer

Minggu, 02 Juni 2013
Posted by ANAM BLOG
permisi, buka lapak sepatu. sepatu garsel untuk cewek maupun cowok ready stock tiap hari semua ukuran, banyak model barang diluar ongkir barang dikirim dari Bandung foto garsel pria http://bit.ly/garselpria foto garsel wanita http://bit.ly/garselwanita serious order hub 087754951325

video animasi dilarang membuang sampah sembarangan

Minggu, 11 November 2012
Posted by ANAM BLOG

Tempat Wisata Probolinggo

Minggu, 16 September 2012
Posted by ANAM BLOG

 Berikut adalah beberapa objek wisata di daerah Probolinggo yang bisa anda kunjungi.

1. Gunung Bromo

probolinggo
Gunung Bromo, siapa yang tidak mengenal kepopuleran gunung berapi yang masih aktif ini. Gunung Bromo adalah gunung yang paling terkenal di Jawa Timur dengan kunjungan yang paling ramai setiap tahunnya.
Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.392 Meter dari atas permukaan laut dan berada dalam empat lingkup kabupaten, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Keadaan alam gunung Bromo bertautan pula dengan lembah, ngarai, caldera atau lautan pasir dengan luas sekitar 10 Km.
Gunung Bromo juga termasuk dalam satu kawasan Bromo Tengger Semeru National Park, dimana terdapat beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti, Gunung Semeru, Gunung Tengger, Gunung Batok, beberapa danau dan Gunung Bromo sendiri.
Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Gunung Bromo telah mengalami letusan dengan interval waktu yang teratur dalam 20 abad ini, yakni sekitar 30 tahun sekali. Letusan terbesar terjadi pada tahun 1974 dan kembali meletus di tahun 2010.
Selain keindahan yang tersimpan di Gunung Bromo, Yadna Kasada atau Upacara Kasodo lah yang membuat Gunung Bromo menjadi tujuan destinasi utama setiap tahunnya. Upacara Kasodo digelar setiap tahun pada bulan purnama di bulan Desember atau January.
Asal muasal Upacara Kasodo ini bermula sejak abad ke-15 di mana diceritakan tentang seorang putri bernama Roro Anteng yang memimpin kerajaan Tengger dengan suaminya, Joko Seger. Pasangan ini tidak memiliki anak dan karena itu mereka berdoa dan memohon kepada dewa-dewa gunung untuk diberikan anak.
Dari permohonan mereka, dewa memberi 24 anak dan mewajibkan bagi mereka untuk mengorbankan anak ke 25 mereka untuk dilempar kedalam gunung berapi. Permintaan dewa inipun dilaksanakan sehingga menjadi tradisi sampai saat ini. Rakyat Tengger melakukan upacara Kasada dengan melemparkan hasil bumi ke dalam kawah Bromo sebagai ucapan syukur atas panen yang diterima dan sebagai permohonan untuk panen yang lebih melimpah di musim selanjutnya.
Meskipun penuh dengan bahaya, terdapat beberapa penduduk setempat yang mengambil resiko dengan naik dan turun ke kawah dalam upaya untuk mengambil kembali barang yang dikorbankan yang diyakini bisa membawa keberuntungan.

2. Gunung Argopuro / Puncak Rengganis

probolinggo

Gunung Argopura merupakan bekas gunung berapi aktif memiliki ketinggian 3.088 Meter yang merupakan bagian dari pegunungan Iyang yang berada di Kabupaten Probolinggo.
Gunung Argopuro memiliki beberapa puncak, salah satunya adalah puncak Rengganis. Selain memiliki daya tarik khas puncak gunung, di Rengganis juga terdapat situs peninggalan jaman purbakala berupa teras berundak yang terdiri dari 3 komplek area dengan 5 bekas bangunan di dalamanya. Reruntuhan bersejarah itu dipercaya sebagai bekas reruntuhan kerajaan Dewi Rengganis.

3. Air Terjun Madakaripura

probolinggo

Air terjun Madakaripura, terletak di kecamatan Lumbang, Probolingo dan merupakan air terjun yang sangat indah untuk dikunjungi.
Air terjun ini masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan memiliki bentuk seperti ceruk yang dikelilingi bukit yang meneteskan air pada seluruh tebingnya seperti layaknya hujan yang turun.
Untuk mencapai lokasi air terjun ini tidak begitu sulit, dan akan melewati pemandangan yang sangat indah dan rute perjalanan yang tidak terlampau curam. Melintasi dinding-dinding bukit di jalan menuju air terjun akan memberikan sensasi yang luar biasa mengharukan,. Bila beruntung, adanya lutung yang saling berlompatan dan bersenda gurau satu dengan yang lainnya akan memberikan nuansa hutan belantara yang jarang bisa ditemukan di tempat lain.
Di balik Air Terjun Madakaripura terdapat pula sebuah gua, dan untuk masuk ke sana harus terlebih dahulu melewati kolam air yang ada tepat di bawah Air Terjun Madakaripura. Dengan arus air setinggi 7 Meter dan arus air yang sangat deras membuat goa ini sulit untuk dijangkau.
Dibalik keindahannya yang agung, Madakaripura dipercaya sebagai tempat bertapa mahapatih Gajahmada pada era kerajaan Majapahit.

4. Gili Ketapang

probolinggo

Gili Ketapang adala sebuah desa, atau lebih tepatnya pulau kecil di Selat Madura, tepatnya 8 Km di lepas pantai utara Probolinggo yang berlokasi di Kecamatan Sumberasih.
Memiliki luas wilayah sebesar 68 hektar, dihuni oleh sebagian besar etnis Madura yang bermatapencaharian sebagai nelayan dengan kualitas hidup yang bisa disebut makmur.
Pulau Gili Ketapang terhubung dengan Pulau Jawa, dan bisa diakses melalui pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo yang hanya berjarak sekitar 30 menit perjalann. Pulau ini masih terbilang pulau yang masih perawan, dimana terdapat laut yang masih biru dan bebas pencemaran dan di dasar laut terlihat terumbu karang yang jernih dan berwarna-warni.
Masyarakat sekitar Gili Ketapang meyakini bahwa desa Ketapang awalnya menyatu dengan Pulau Jawa. Setelah gempa dasyat pasca letusan gunung Semeru, desa Ketapang terlepas dengan sendirinya dari Pulau Jawa. Karena itu nama Gili Ketapang berasal, dalam bahasa Madura, Gili memiliki arti mengalir, dan Ketapang adalah nama asli tempat tersebut.

5. Arung Jeram Sungai Pekalen

probolinggo

Sungai Pekalen, terletak 25 Km dari pusat kota Probolinggo. Sungai Pekalen memiliki landscape yang berbelok dan bertebing, dan masuk dalam 3 kawasan kecamatan yaitu Tiris, Maron dan kecamatan Gading. Lebih tepatnya, sungai ini terletak di dusun Angin-Angin, desa Ranu Gedang dan berakhir di dusun Gembleng, desa Pesawahan.
Bentaran sungai yang bisa diarungi berjarak 29 Km dan terbagi atas 3 area. Dari keadaan alam ini, sungai Pekalen dimanfaatkan sebagai wana wisata yang bisa memacu adrenalin, yaitu, arung jeram atau rafting.
Dengan background panorama yang indah, air terjun yang megah dan terdapat goa-goa kelelawar dan beberapa satwa langka di sana sininya, membuat arung jeram di Pekalen menjadi kegiatan yang luar biasa menyenangkan.
Terdapat 3 rute dari masing-masing arus yang biasa dijadikan paket dalam arung jeram Pekalen, yaitu Sungai Pekalen atas berjarak 12 Km, Sungai Pekalen Tengah berjarak 7 Km dan Sungai Pekalen Bawah berjarak 10 Km. Masing-masing rute menawarkan berbagai keunikan tersendiri saat dilalui, seperti: pada Pekaleng bawah terdapat 32 jeram yang akan dilalui dan pada Pekalen atas, akan dijumpai 10 air terjun yang mempesona indahnya.
Yang paling penting untuk diketahui adalah, semua paket yang ditawarkan dalam wana wisata arung jeram ini aman untuk dilakukan. Bagi mereka yang suka akan tantangan tapi tidak bisa berenang, jangan khawatir karena semua berada pada tangan-tangan profesional. Baik dari segi perahu, pelampung dan staff ahli yang mendampingi. Pengunjung hanya perlu tenang dan nikmati setiap gejolak adrenalin yang ada.
Ada beberapa Agent arung jeram di Probolinggo yang siap untuk menyediakan berbagai paket menarik dengan berbagai atraksi arung jeram yang menantang. Tiga diantaranya yang paling terkenal adalah Noars, Regulo dan Songa Rafting. Masing-masing dari mereka telah dilengkapi dengan peralatan arung jeram yang aman. Para pengunjung dijamin akan merasa puas dan menikmati semua fasilitas yang disediakan.
Songa RaftingSonga Rafting merupakan salah satu agent arung jeram yang menawarkan petualangan arung jeram di sungai Pekalen. Staff ahli yang berpengalaman akan siap memandu para pengunjung yang ingin arung jeram di sungai Pekalen sejauh 29 km., dengan melintasi puluhan jeram dari gunung Argopuro & mata air Lamongan. Songa Rafting menawarkan paket petualangan yang bisa dipilih:
  • Songa Pekalen Atas
  • Songa Pekalen Tengah
  • Songa Pekalen Bawah
  • Songa Pekalen Tengah – Bawah (Trip Ekstrim)
  • Songa Pekalen Atas – Bawah (Trip Ekspedisi)

6. Pantai Bentar

probolinggo
Pantai Bentar Indah, terletak di tepi jalan raya Surabaya - Banyuwangi, tepatnya berada di Kecamatan Gending, sekitar 7 Km dari pusat kota Probolinggo.
Pantai ini tidak terlalu ramai dikunjungi, tetapi menawarkan satu pemandangan yang indah dan menawan. Karena terletak bersebrangan dengan bukit dan hutan bakau, menjadikan pantai ini serasa menyatu dengan alam yang hijau.
Terdapat sebuah dermaga yang panjang kearah tengah laut dan bisa dilalui dengan aman, dan bisa menambah keindahan laut Bentar saat berada di ujung dermaga.

7. Danau Ronggojalu

probolinggo
Selain dijadikan sebagai obyek wisata, danau Ronggojalu juga digunakan sebagai sarana air bersih dan industri untuk kepentingan masyarakat Probolinggo.
Danau Ronggojalu terletak di kecamatan Tegalsiwalan, dengan mata air yang terbentuk dari bentukan alam dan memiliki kapasitas 3000 liter per harinya. Dari volume air yang melimpah dan jernih inilah, masyarakat memanfaatkan danau Ronggojalu sebagai sarana irigasi untuk sawah dan untuk kebutuhan air minum kota.
Di lokasi danau ini, sebagai fasilitas untuk rekreasi keluarga pihak pengelola menyediakan kolam untuk anak-anak, penyewaan ban dan beberapa warung yang menjual berbagai makanan. Suasana yang sejuk dan hijau, ditambah dengan udara yang bersih sangat cocok menjadikan danau ini sebagai area rekreasi keluarga.

8. Danau Ranu Agung

probolinggo

Ranu Agung atau danau Agung, adalah sebuah danau vulkanik yang terbentuk dari gunung berapi Lamongan yang masih aktif.
Ranu Agung memiliki potensi wisata yang luar biasa indah, dan pantas untuk menjadi obyek wisata alam dengan atmosfir yang hijau dan menenangkan. Danau vulkanik ini terletak di desa Ranu Agung, kecamatan Tiris, 40 Km dari pusat kota Probolinggo.
Dengan ketinggian 525 M dari permukaan laut, membuat Ranu Agung tampak asri dikelilingi daerah perbukitan, perkebunan dan areal hutan. Disamping itu, area ini juga dekat dengan beberapa obyek wisata lain di sekitar nya seperti, sungai Pekalen untuk wisata arung jeram, Candi Kedaton yang merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit dan Perkebunan Teh Lawang Kedaton.
Dengan potensi yang dimiliki danau ini, pihak pengelola juga akan memfasilitasi Ranu Agung dengan rumah pohon, restaurant apung, tempat memancing, jembatan apung dan masih banyak lagi sarana untuk memperkenalkan danau vulkanik ini agar lebih dikenal luas.

9. Ranu Segaran

probolinggo

Ranu Segaran atau danau Segaran, adalah danau yang terletak di desa Segaran, kecamatan Tiris, sekitar 30 menit dari pusat kota Probolinggo.
Melewati pemandangan yang indah dan hijau, perjalanan menuju Ranu Segara sangatlah menyenangkan dan menyejukkan jiwa. Pada obyek wisata ini, pengunjung bisa dimanjakan oleh keadaan alam yang benar-benar indah dan terdapat pula wisara air panas.
Ranu Segaran adalah salah satu danau yang terjadi akibat aktivitas vulkanik. Yang dulunya merupakan bekas kawah yang sudah tidak aktif lagi dan tergenang air, dan akhirnya berubah menjadi danau.

10. Perkebunan Teh Andung Biru

probolinggo

Perkebunan teh Andung Biru yang terletak di kabupaten Probolinggo ini menjadi salah satu obyek wisata yang menawarkan suasana hijau khas perkebunan teh, dengan udara yang dingin dan sejuk serta pemandangan alam yang eksotis.
Pengunjung bisa menikmati aroma daun teh yang segar, dengan daerah perbukitan yang indah. Selain bisa menyaksikan para pemetik teh di sekitar perkebunan, pengunjung juga bisa ikut memetik secara langsung dan melihat proses pembuatan teh untuk bisa langsung diminum.

11. Wisata Agro Probolinggo

probolinggo

Probolinggo terkenal sebagai kota penghasil buah-buahan, khususnya mangga dan anggur. Pada bulan Mei hingga Oktober, Mangga Probolinggo tersebar di seluruh pasar ke banyak kota sampai besar seperti Surabaya dan Jakarta.
Jika Anda tertarik dengan buah-buahan Probolinggo, Anda bisa langsung mengunjungi perkebunan mangga dan anggur secara langsung di areal agro wisata Probolinggo.

11. Candi Jabung

probolinggo

Candi Jabung adalah candi kuno dan bersejarah, peninggalan kerajaan Majapahit, yang terletak di desa Jabung, kacamatan Paiton, Probolinggo.
Candi ini berjarak sekitar 5 km dari Kecamatan Kraksaan atau 500 meter sebelah tenggara kolam renang Jabung Tirta yang berada di pinggir jalan raya Surabaya - Situbondo.
Candi Jabung terbuat dari batu merah dan berdiri di sebidanh tanah berukuran 35 X 40 M, dengan panjang 13,13 M, lebar 9,60 M dan tinggi 16, 20 M. Di atas batur terdapat selasar keliling yang sempit dan relief yang menggambarkan kehidupan sehari-hari pada masa lampau seperti, seorang pertapa yang memakai sorban, dua lelaki yang sedang berada di sumur dan memegang tali timba dan singa yang saling berhadapan.

Tari Glipang

Senin, 06 Agustus 2012
Posted by ANAM BLOG

Tari Glipang, tarian asli kabupaten Probolinggo



Tari Glipang adalah sebuah tari rakyat yang merupakan bagian dari pada kesenian tradisional Kabupaten Probolinggo.Tidak ada bedanya dengan tari Remo yaitu sebuah tari khas daerah Jawa Timur yang merupakan bagian dari kesenian Ludruk.
Parmo cucu pencipta Tari Glipang kepada Bromo Info mengatakan Tari Glipang berasal dari kebiasaan masyarakat. Kebiasaan yang sudah turun temurun tersebut akhirnya menjadi tradisi. Dia menjelaskan, Glipang bukanlah nama sebenarnya tarian tersebut..
“Awalnya nama tari tersebut “Gholiban” berasal dari Bahasa Arab yang artinya kebiasaan. Dari kebiasaan-kebiasaan tersebut akhirnya sampai sekarang menjadi tradisi,” kata Parmo asal warga Pendil Kecamatan Banyuanyar.
Di ceritakan oleh Parmo, Tari Glipang (Gholiban) tersebut dibawa oleh kakek buyutnya yang bernama Seno atau lebih dikenal Sari Truno dari Desa Omben Kabupaten Sampang Madura.Sari Truno membawa topeng Madura tersebut untuk menerapkan di Desa Pendil.
“Ternyata masyarakat Desa Pendil sangat agamis.Masyarakat menolak adanya topeng Madura tersebut.Karena didalamnya terdapat alat musik gamelan.Sehingga kakek saya merubahnya menjadi Raudlah yang artinya olahraga,” lanjut Parmo.
Sari Truno kemudian mewariskan kebiasaan tersebut kepada putrinya yang bernama Asia atau yang biasa dipanggil Bu Karto..Parmo yang saat itu masih berusia 9 tahun mencoba ikut menekuninya. Tari Gholiban/Tari Glipang tersebut mempunyai 3 gerakan.Dimana tiap-tiap gerakan tersebut mempunyai makna dan cerita pada saat diciptakan.
Pertama tari olah keprajuritan atau yang biasa disebut dengan Tari Kiprah Glipang.Tari Kiprah Glipang ini menggambarkan ketidakpuaran Sari Truno kepada para penjajah Belanda.Dari rasa ketidakpuasan tersebut akhirnya menimbulkan napas besar.Tari Kiprah Glipang ini sudah terkenal secara Internasional dan sudah mendapatkan beberapa piagam perhargaan.
“Tari Kiprah Glipang pernah menjadi 10 besar tingkat nasional tahun 1995.Selain itu juga pernah datang ke Istana Presiden di Jakarta sebanyak 5 kali diantaranya waktu mdnyambut kedatangan Presiden Kamboja dan Presiden Pakistan.Saya juga pernah diundang ke Jakarta waktu peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke- 39,” tambah Parmo.
Tari Kiprah Glipang yang telah diciptakan oleh Sari Truno benar-benar serasi dan sejiwa dengan pribadi penciptanya.Jiwa Sari Truno yang sering bergolak melawan prajurit-prajurit Belanda pada waktu itu diekspresikan melalui bentuk tari ini.
Kedua, Tari Papakan yang mempunyai makna bertemunya seseorang setelah lama berpisah.”Waktu itu digambarkan bertemunya Anjasmara dengan Damarwulan.Dimana waktu itu Damarwulan diutus untuk membunuh Minakjinggo.Akhirnya Damarwulan berhasil dengan dibantu oleh 2 istri Minakjinggo.Tapi sebelum bertemu Anjasmara, Damarwulan di hadang oleh Layang Seto dan Layang Kumitir di Daerah Besuki,” jelas Parmo.
Ketiga, Tari Baris yang menggambarkan para prajurit Majapahit yang berbaris ingin tahu daerah Jawa Timur.”Waktu itu prajurit Majapahit tersebut berbaris di daerah Jabung untuk mengetahui daerah Jawa Timur.Awalnya tari ini berawal dari badut, lawak, dan kemudian berubah menjadi cerita rakyat,” terang Parmo.
Menurut Parmo yang menjadi latar belakang dirinya tetap eksis di Tari Glipang diantaranya ingin melestarikan budaya yang dibawa oleh kakek buyutnya Sari Truno.Selain itu kakeknya membawa topeng Madura tersebut dari Madura hanya dengan naik ikan Mongseng.Parmo juga ingin mengembangkan warisan kakek buyutnya kepada generasi muda terutama yang ada di Kabupaten Probolinggo.
“Untuk menghormati perjuangan kakek buyut Sari Truno, saya dan keturunan saya akan tetap melestarikannya sampai kapanpun.Apalagi waktu itu kakek saya rebutan topeng tersebut dengan sesama orang Madura.Sehingga saya sampai 7 turunan tidak boleh bertemu dengan saudara dari Madura.Kakek saya juga naik ikan Mongseng dari Madura ke Jawa, sehingga 7 turunannya diharamkan untuk makan ikan Mongseng tersebut,” imbuh Parmo
source : situs kabupaten probolinggo
Diberdayakan oleh Blogger.